Wisma SejahteraRead More
33°C
8 June 2025
Renungan Sharing

Begitu Jari Bisa Ngomong

Avatar photo
  • June 2, 2025
  • 3 min read
Begitu Jari Bisa Ngomong

begitu jari bisa ngomong
peradaban jadi gagap dan bengong
suara hati sudah masuk kolong
jari berkuasa dengan teriakan melolong

begitu jari bisa ngomong
jangkauannya luas tidak berbatas
tak perlu duduk bareng dan nongkrong
namun dapat bercanda tertawa lepas

begitu jari bisa ngomong
sulit bedakan mana benar dan bohong
semua kata mengalir tanpa rasa
tanpa basa basi apalagi etika

begitu jari bisa ngomong
banyak terlena dengan omong kosong
dunia menjadi hingar bingar
sulit dikendalikan bagai kuda liar

begitu jari bisa ngomong
ibarat mobil yang remnya blong
semua menjadi hilang kendali
dan dapat mencelakakan diri sendiri

kendalikanlah jari kita ini
yang liar tidak terkendali
karna kita adalah manusia ilahi
yang harus hidup suci dan terpuji


Penulis adalah orang yang senang membuat puisi dan dari hasil pengamatan serta merekam suasana disekitar kehidupan, khususnya mengenai pemakaian handphone maka terciptalah trilogi puisi tentang handphone yaitu :

“ Begitu Jari Bisa Ngomong “ tahun 2016,
“ Handphone “ tahun 2017,
“ Dunia Menangis “ tahun 2019.

Semua puisi diatas ditulis saat penulis belum memiliki dan mempergunakan handphone.

Rasa penasaranlah yang melatar belakangi penulisan puisi tersebut diatas, penulis melihat orang yang mempergunakan handphone begitu senang, bahagia dan “bangga” karena dapat berkomunikasi kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.

Orang yang menggunakan handphone seperti “ agak lain “, mereka seumpama orang-orang “sakti”, dapat berbicara dan tertawa sendiri, sambil duduk, rebahan dan dalam situasi apapun.

Oh… ternyata hanya dengan jari sudah dapat berkomunikasi dengan orang lain, seolah olah jari jari kita bisa ngomong (berbicara), melalui layar sentuh, setiap ketikan dan geseran jari. Fenomena ini menunjukkan bagaimana teknologi telah mengubah kebiasaan dan cara berkomunikasi. lnilah kenyataan dunia komunikasi modern, di mana jari mengambil alih peran suara, bahkan jari dapat “ bersuara ” lebih kuat dan lebih nyaring daripada mulut kita.

Namun, perubahan ini juga menghadirkan tantangan, meskipun jari dapat “ berbicara “, namun tetap terbatas, sehingga kadang pesan bisa di salah artikan dan dapat menimbulkan kesalahpahaman. Nada suara, ekspresi wajah, dan sentuhan langsung tetap tak tergantikan.

Handphone memang telah merevolusi cara manusia berkomunikasi dan sebagai orang Kristen, kita harus dapat mengendalikan jari-jari kita ini, sebab tanpa kendali dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan hikmat Roh Kudus, mari kita gunakan handphone bukan hanya untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk menyampaikan kasih, pengharapan, dan kebenaran kepada dunia.

“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia.”

Efesus 4:29

Prinsip ini juga berlaku dalam komunikasi digital, dimana sekarang jari kita lebih berkuasa dari lisan kita. Kiranya setiap pesan, komentar, atau unggahan kita tetap mencerminkan kasih Kristus dan menjadi berkat bagi orang lain.

Purwokerto, Mei 2025
Djibel Agusmadji
Jemaat GKI Karanglewas
Yang baru memiliki handphone 1 April 2020

Avatar photo
About Author

Djibel Agusmadji