Wisma SejahteraIncredible offer for our exclusive subscribers!Read More
38°C
17 February 2025
Profil

Berbahagialah dan Jalani dengan Sukacita

Avatar photo
  • September 24, 2023
  • 5 min read
Berbahagialah dan Jalani dengan Sukacita

Bicara tentang panggilan hidup menjadi seorang pendeta bagi saya merupakan proses mengingat kembali tuntunan Tuhan yang begitu nyata. Ketika menjalani masa sekolah di jenjang SMA, tidak terpikirkan untuk masuk dalam fakultas Teologi atau menempuh proses sebagai seorang kader pendeta GKI. Namun demikian, suatu saat dilaksanakan kegiatan Edu Fair di sekolah saya dan sejak saat itu perjalanan iman dalam proses kependetaan dimulai. Para murid diminta untuk memikirkan minat dan bakat serta cita-cita. Saya belum memiliki cita-cita yang pasti, namun saya memiliki minat untuk dapat bekerja di bidang pelayanan umum atau pekerjaan yang berhubungan dengan public speaking.

Pergumulan dimulai ketika harus memilih universitas dan jurusan studi. Saya merasa tertarik dengan bidang Teologi dan memutuskan untuk mendaftar masuk perguruan tinggi melalui jalur kader. Ternyata ujian masuk sebagai kader tidak mudah. Saya sempat merasa minder karena temanteman yang lain sangat religius dan hafal cerita/kisah dalam Alkitab, bahkan nama-nama yang cukup sulit dihafalkan. Seiring berjalannya waktu, ternyata saya diterima menjadi kader pendeta GKI dan menempuh pendidikan di STT/STFT Jakarta.

Peraturan yang mengharuskan mahasiswa tahun pertama untuk tinggal di asrama awalnya membuat saya khawatir. Saya membayangkan kehidupan asrama yang monoton, membosankan, dan dipenuhi aturan ketat. Namun demikian, ternyata apa yang saya bayangkan berbeda dengan realita. Kehidupan di asrama ternyata cukup menyenangkan dan memberikan banyak pelajaran hidup. Selain itu, menempuh pendidikan di STFT Jakarta juga memberikan saya banyak pengalaman baru.

Setelah menempuh tahun pertama, saya menjalani Praktik Lapangan (PL) di Yayasan Kristen Trukajaya, Salatiga. Saya belajar tentang gereja yang mewujudnyatakan pelayanan bagi masyarakat, khususnya petani. Saya juga belajar tentang manajemen, marketing, dan cara gereja hadir di tengah masyarakat. Selain itu, saya juga mendapat banyak pelajaran yang tidak dipelajari di pendidikan Teologi seperti cara bertani dan menjalankan peternakan.

Setelah PL, ada program Collegium Pastorale (CP) yaitu program praktik di jemaat. Selama masa perkuliahan, ada 2 kali masa CP. Untuk CP1 saya menjalani praktik di GMIST Betlehem, Jakarta Utara. Pengalaman tersebut sangat mengesankan karena saya menjalani praktik di gereja selain GKI dan memiliki warna yang berbeda. Gereja tersebut memiliki unsur kesukuan dan tradisi yang sangat kuat. Menjalani praktik di gereja tersebut juga sangat saya syukuri, karena di gereja itulah saya bertemu dengan istri saya saat ini.

Setelah CP1, ada CP2 atau praktik di jemaat sinode asal. Saya menjalani CP2 di GKI Pregolan Bunder, Surabaya. Saya pun mendapat banyak pengalaman baru di tempat ini. Saya belajar tentang manajemen gereja dan pelayanan dalam berbagai bidang. Praktik kali ini juga cukup berkesan karena saya bisa bertemu dengan temanteman dari SAAT, Malang dan ikut melayani bersama anggota jemaat yang semangat untuk ikut terlibat dalam pelayanan.

Selama menempuh pendidikan di STT Jakarta, selain mengikuti kegiatan kampus saya juga mengikuti kegiatan lain di luar kampus. Saya pernah menjadi notulis di beberapa PMK, banpel/bantuan pelayanan di beberapa jemaat, dan menjadi fasilitator di lembaga pelatihan. Menjadi fasilitator juga pengalaman yang sangat berkesan. Saya belajar menjadi pembicara, event organizer, dan belajar tentang leadership di berbagai bidang.

Setelah menjalani masa pendidikan di STT Jakarta, saya memasuki masa bina kader. Proses ini menjadi momen pembentukan diri saya untuk lebih siap melayani di jemaat. dalam proses ini, ketetapan hati untuk menjadi seorang pendeta juga sangat diuji. Dalam proses bina kader, saya belajar tentang kelemahan dan potensi diri. Dalam proses ini juga saya menyadari bahwa panggilan menjadi seorang pendeta adalah panggilan untuk berkomitmen seumur hidup.

Setelah bina kader, momen yang cukup mendebarkan bagi para calon pendeta pun tiba. Kami harus menunggu pengumuman penempatan. Pada masa tersebut, ada banyak kekhawatiran yang muncul dalam benak saya. Pikiran tentang orangtua, calon istri (saat ini sudah menjadi istri), dan tantangan yang akan dihadapi sempat membuat saya gelisah. Hingga tiba saat pengumuman penempatan, ternyata saya ditempatkan di GKI Wonosobo.

Saya belum pernah ke GKI Wonosobo sehingga hal ini merupakan pengalaman yang baru bagi saya. GKI Wonosobo terletak di dataran tinggi dan dikelilingi dengan gunung. Hal yang cukup mengesankan bagi saya adalah melayani di jemaat yang memiliki 4 bakal jemaat dan letaknya berjauhan. Saya baru merasakan bahwa pengalaman yang didapat selama masa perkuliahan sangat berguna ketika melayani di jemaat. Saya ditahbiskan menjadi Pendeta GKI dengan Basis Pelayanan Jemaat GKI Wonosobo pada tanggal 14 November 2022. Sebelum ditahbiskan menjadi pendeta, saya menikah dengan istri saya yang bernama Destrianti Daloma pada tanggal 5 November 2022. Saya bersyukur semua proses itu bisa dilewati dalam waktu yang berdekatan dan dengan pertolongan Tuhan yang luar biasa.

Menjalani masa perkenalan hingga orientasi memberikan saya pengalaman spiritual yang menguatkan saya. Dalam proses ini saya merenungkan tentang perjalanan mulai dari awal menjadi kader hingga orientasi dan penahbisan. Saya menyadari bahwa Tuhan begitu baik dan tidak pernah meninggalkan saya. Ketika menghadapi kesulitan bahkan perasaan ingin menyerah, Tuhan selalu memberi jalan dan kekuatan. Khawatir adalah hal yang wajar bagi manusia, namun jangan sampai kekhawatiran menghambat kita untuk berjalan maju.

Refleksi lain dari perjalanan saya adalah setiap orang memiliki tugas, pengalaman, dan perjalanan yang berbeda. Namun satu hal yang sama adalah Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dan selalu menyertai. Ketika mau menjalankan tugas dari Tuhan, kita pun akan selalu dicukupkan dalam berbagai hal. Berbahagialah dan jalani dengan sukacita.

Avatar photo
About Author

Pdt. Obaja Nathanael Lekatompessy